ILMU NASIKH MANSUKH
Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Ulumul Qur’an” Yang Diampu Oleh Dosen Drs. Ahmad Zuhdi, M.Ag
Disusun Oleh :
NURUL MUNIR
EKONOMI MANAJEMEN/V
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SAINS AL-QUR’AN (UNSIQ)
JAWA TENGAH DI WONOSOBO
2009
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Al Qur’an merupakan sumber ilmu yang takkan habis-habisnya untuk dikaji dan diteliti. Banyak cabang-cabang ilmu pengetahuan yang digali dari Al-Qur’an. Cabang-cabang ilmu tersebut antara lain : ilmu bahasa dan sastra, ilmu sosial, ilmu bumi dan alam, ilmu hitung, ilmu kesehatan,ilmu jiwa, ilmu teknologi, ilmu astronomi dan semuanya hanya bersumber pada Al-Qur’an. Dalam makalah ini kami mencoba sedikit membahas tentang ilmu Nasikh Mansukh yang cukup panjang pembahasannya namun, kami telah berusaha untuk lebih teliti dan jeli dalam mempelajarinya. Dengan harapan sebagai seorang muslim yang taat dan paham kita semakin memahami isi kandungan Al-Qur’an secara benar dan baik. Karena hal yang baik tapi tidak benar??kemudian hal benar namun tidak baik??
B. Rumusan Masalah
Setelah melewati berbagai pemikiran dan pencarian data, maka kami dapat menyajikan ada beberapa permasalahan-permasalahan yang akan kami bahas dalam makalah kami, di antaranya :
1. Bagaimana pegertian dan pendapat ulama tentang Nasikh dan Mansukh?
2. Seperti apa bentuk-bentuk Nasakh dalam Al-Qur’an?
3. Ada berapa macam Nasakh yang dibahas dalam Al-Qur’an?
4. Bagaimana cara dan metode untuk mengetahui adanya Nasikh dan Mansukh pada ayat Al-Qur’an?
5. Para Ulama membagi Nasakh menjadi berapa macam?
6. Seperti apa hikmah ynag terkandung pada adanya Nasakh dalam Al-Qur’an?
BAB II. PEMBAHASAN
1. Pengertian
Ada beberapa pengertian nasakh antara lain :
a. Menghilangkan (Izalah) yaitu mengganti ayat sebelumnya.
b. Mengganti (Tabdil) yaitu mengoreksi dan meralat kalimat dengan yang lain yang lebih baik, namun kandungannya tetap.
c. Memalingkan (Tahwil) yaitu ayat yang di mansukh diperbaharui kandungan-kandungannya sehingga lebih jelas.
d. Menukil (memindahkan) yaitu memindahkan peletakan kata dalam suatu ayat agar lebih baik arti dan maknanya.
e. Mengkhususkan (Tahshish) yaitu mengkhususkan/ menspesifikkan pembahasan ayat menjadi lebih terperinci sehinga lebih mudah dipahami.
2. Pendapat Ulama’ Tentang Naskhul Qur’an
Dalam berbagai referensi secara umum amtsal ada 3 jenis yaitu :
a. Dasar pendapat ini adalah firman allah SWT :
•
Artinya : Ayat mana saja yang Kami nasakhkan, atau Kami jadikan (manusia) lupa kepadanya, Kami datangkan yang lebih baik daripadanya atau yang sebanding dengannya. Tidakkah kamu mengetahui bahwa sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu? (QS. Al Baqarah: 106)
Ulama-ulama yang berpendapat seperti ini adalah Imam Syafi’i (204 H), An Nahas (388 H), As Suyuti (911 H) dan Asy Syukani (1250 H).
b. Tidak adanya naskah dalam Al-Qur’an
Artinya : Yang tidak datang kepadanya (Al-Qur’an) kebatilan baik dari depan maupun dari belakangnya, yang diturunkan dari Rabb Yang Maha Bijaksana lagi Maha Terpuji. (QS. Fushilat :42)
Golongan ini mengartikan lafadz ” “ dalam surat Al Baqarah ayat 106 dengan arti mukjizat. Sehingga lafadz ini bukan diartikan ayat dalam Al-Qur’an tetapi yang dimaksud dengan yang lain.
Ulama-ulama yang berpendapat seperti ini adalah antara lain : Abu Muslim Al Ashfahany (322 H0, Imam Al Fakhrur Razy-Syafi’i Mazhaban (605H), Muhammad Abduh (1325 H), Sayyid Rasyid Ridla (1354 h), Dr, Taufiq Shidqy dan Ustadz Khudhaybey.
3. Bentuk-Bentuk Nasakh Dalam Al-Quran
a. Menasakhkan apa yang diperintah sebelum pelaksanaannya.
•
Artinya : Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Mujadalah : 12)
b. Menasakhkan apa yang diperintah secara umum seperi menasakh qiblat shalat dari baitul maqdis ke ka’bah di makkah.
• •
Artinya : Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan (QS. Al Baqarah: 144)
c. Apa yang diperintah karena adanya sebab, kemudian sebab itu hilang
seperti perintah sabar dan memaafkan ketika dalam keadaan lemh lagi sedikit, kemudian dinasakhkan dengan kewajiban perang.
4. Macam-Macam Nasakh
a. Menasakhkan tilawah dan hukumnya
b. Menasakhkan hukum, tilawah tetap
c. Menasakhkan tilawah, hukumnya tetap
5. Klasifikasi Surat Al-Qur’an Kaitannya Dengan Nasakh
a. Surat yang tidak adanya nasikh mansukh: 43 surat
b. Surat yang tidak adanya nasikh saja : 6 surat.
c. Surat yang tidak adanya mansukh saja : 40 surat
d. Surat yang terdapat padanya nasikh : 31 surat.
6. Metode Mengetahui Adanya Nasikh Mansukh
a. Nash yang shahih dari rasulullah
b. Keterangan para sahabat
c. Perlawanan yang tidak dapat dikompromikan serta diketahui tarikh (sejarah) turunnya ayat-ayat itu.
d. Menasakhkan
7. Pembagian Nasakh
a. Nasakh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
b. Nasakh Al-Qur’an dengan Hadits
c. Nasakh Hadits dengan Al-Qur’an
d. Nasakh Hadits dengan Hadits
8. Hikmah Adanya Nasikh Mansukh
Mengetahui keshalihan seorang hamba
Menuju derajat syari’at yang sempurna
Menguji orang-orang mukallaf dengan mengikuti adanya nasikh mansukh
Menjelaskan hal-hal yang baik dan mudah bagi umat.
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa pengertian nasakh antara lain :
Menghilangkan (Izalah)
Mengganti (Tabdil)
Memalingkan (Tahwil)
Menukil (memindahkan)
Mengkhususkan (Tahshish)
Pembagian Nasakh
Nasakh Al-Qur’an dengan Al-Qur’an
Nasakh Al-Qur’an dengan Hadits
Nasakh Hadits dengan Al-Qur’an
Nasakh Hadits dengan Hadits
Dengan mengetahui, memahami ilmu nasikh mansukh dalam Al-Qur’an kita akan semakin yakin bahwa al-Qur’an diturunkan dari Allah SWT. Dan semakin kuat pula keyakinan bahwa Al-Qur’an merupakn mukjizat yang paling agung.
B. Saran
Demikian makalah ini kami buat, apabila ada kesalahan baik dalam penjelasan maupun dalam penulisan kami mohon maaf . kami mengharap kritik dan saran yang membangun agar dapat menjadi sumber rujukan sehingga menjadika apa yang kami buat ini lebih baik di masa mendatang. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Syaikh Muhammad Bin Sholel al Utsaimin. 2004. Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta : Darus Sunnah Press.
Denffer, Ahmad. 1988. Ilmu Al-Qur’an. Jakarta : Rajawali.
Abdul HA, Djalal, H. Prof., Dr. 2000. Ulumul Qur’an (Edisi Lengkap). Surabaya : Dunia Ilmu.
Hamzah, Mukhotob. 2003. Study Al-Qur’an Komprehensif. Yogyakarta : Gema Media.
Chirzin, Muhammad. 1998. Al-Qur’an Dan Ulumul Qur’an. Jakarta : Dana Bhakti Prima Yasa.
9. Contoh Adanya Nasikh Mansukh
1. (QS.Al Baqarah: 115)(arabnya tok)
2. •• (QS. Al Baqarah: 44)
3. • (QS. Al Baqarah: 175)
4. • (QS. Al Baqarah: 184)
5. (QS. Al Baqarah: 417)
6. • • (QS. Taubah : 36)
7. •• • (QS. Al Baqarah: 240)
8. (QS. Al Baqarah: 234)
9. (QS. Al Baqarah:284)
10. • (QS. Al Baqarah: 286)
11. • QS. An Nisa’ : 8
12. dalam
.....................................
sumber : FROM PC friends, dan jika kami tak menemukan diantara sumber dan/ id penulis secara komplit,maka mohon maaf jika sumber resmi tak kami cantumkan. punya ijin publish by pemilik pc. dengan alasan agar lebih bermanfaat untuk sesama , jika kemudian ada pihak yang merasa keberatan/ dirugikan maka silahkan konfirmasi/ komentar/ CALL. nanti akan kami tanggapi segera.terima kasih (mizan berbagi, wonosobo/banjarnegara CP : 081327327643)
No comments:
Post a Comment
silahkan! protes!!! Selagi masih gratis..he he. cp 085747475779